Langsung ke konten utama

Dimas Pamungkas : Cahaya Pembasmi Hama

Ringkasan Jurnal Perancangan Piranti Perangkap Serangga (Hama) dengan Intensitas Cahaya

Dibuat sebagai Tugas Pertemuan 9 PDS 7C - TI


    Serangga adalah mahluk hidup dengan spesies terbanyak didunia. Total spesies serangga sebesar 4-8 juta sangat dominan dibanding total spesies seluruh mahluk hidup sebanyak 12.5 juta. Jumlah mahluk hidup yang teridentifikasi sebesar 1.5 juta, jumlah serangga yang teridentifikasi sebesar 950 ribu. Ini berarti jumlah serangga yang teridentifikasi lebih dari 1/2 jumlah mahluk hidup yang teridentifikasi. Sebagai makhluk yang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, serangga mudah terpengaruh oleh kondisi fisik lingkungan. Oleh karenanya serangga hama dapat dikendalikan secara fisik, yakni melalui pengaturan faktorfaktor fisik diantaranya suhu, kelembaban, suara dan cahaya.

    Serangga dapat dibedakan dalam berbagai jenis menurut kemampuan adaptasi terhadap faktor fisik. Jenis serangga fototropik positif adalah salah satu jenis serangga yang tertarik terhadap cahaya. Setiap cahaya yang terpancar memiliki satuan intensitas tertentu. Intensitas cahaya ini dapat mempengaruhi perilaku serangga (hama). Besarnya intensitas cahaya yang diperlukan sangat berpengaruh terhadap sumber energi listrik yang dibutuhkan. Suatu rancangan catu daya listrik, akan sangat berpengaruh terhadap efesiensi energi.

    Dasar Teori dalam jurnal ini merupakan Mengukur Intensitas Cahaya,Salah satu cara untuk mengamati energi cahaya dapat dilakukan dengan mengukur pengaruh besaran dan distribusi partikel dalam Flow cytometers. Flow cytometers pada dasarnya adalah mikroskop yang dilengkapi dengan komponen yang berfungsi untuk melalukan individu cell secara sekuensial melalui berkas cahaya (laser) yang akan dianalisis. Komponennya antara lain: 

1. Sumber cahaya, dan komponen pemfokus cahaya. 

2. Fluidics, untuk mengarahkan cells melalui cahaya. 

3. Detektor Elektronika, untuk mendeteksi cahaya dan mengubahnya ke bentuk sinyal digital. 

4. Suatu komputer untuk penyimpanan signals yang akan dianalisis. 

    Setelah nilai intensitas cahaya yang efektif diperoleh melalui uji laboratorium, dapat diimplementasikan dalam rancangan alat penangkap serangga hama di lahan pertanian. Secara umum gambaran cara kerja piranti perangkap serangga hama ini adalah sebagai berikut ; dengan menyalakan lampu utama (lampu 4 pada gambar ) dalam beberapa waktu untuk mengumpulkan semua serangga. Setelah lampu utama (lampu 4) padam, lampu perangkap serangga kecil (lampu 3) dinyalakan, sehingga serangga menuju perangkap serangga kecil yang di atasnya telah dipasang filter sehingga hanya serangga ukuran kecil saja yang dapat masuk dan terperangkap. 

    Setelah lampu perangkap serangga kecil (lampu 3) padam, kemudian lampu perangkap serangga sedang (lampu 2) dinyalakan sehingga sisa serangga yang tidak masuk perangkap pertama menuju perangkap ke dua (perangkap serangga sedang). Filter dipasang agar serangga besar tidak terperangkap pada perangkap ke dua. Setelah lampu perangkap sedang (lampu 2) padam, kemudian lampu perangkap serangga besar (lampu 1) menyala sehingga serangga besar menuju perangkap serangga ke tiga. Filter dipasang agar serangga tertentu dalam ukuran sangat besar—yang biasanya menjadi prodator menguntungan—tidak ikut terperangkap. Demikian seterusnya proses diulang sehingga diperoleh serangga dalam tiga kategori ukuran: kecil, sedang, dan besar Sehingga alur pengamatan dapat dilihat pada diagram alir berikut :

Diagram perancangan perangkap serangga


Prototype perangkap serangga yang telah dirancang


Hasil implementasi dan analisis data uji coba yang telah dilakukan menggambarkan bahwa rancangan alat penangkap serangga (hama) yang diimplementasikan telah memiliki mekanisme kerja yang sesuai rancangan dan dapat ditarik simpulan sebagai berikut :
1. Mikrokontroler AT 89C51 yang dirancang telah bekerja sebagaimana yang diharapkan, dan mampu menjalankan software/program untuk mengendalikan Relay JZC-22F-12V DC, dengan mengunakan sumber tegangan sebesar 12V.
2. Relay JZC-22F-12V DC telah berhasil mengendalikan nyala lampu secara berturut turut dalam siklus penangkapan serangga (hama) yang direncanakan.
3. Skenario 6 kali siklus penangkapan serangga setiap jam, telah berhasil dijalankan dengan mengatur nyala lampu 4 selama 4 menit; mengatur nyala lampu 3 selama 2 menit; mengatur nyala lampu 2 selama 2 menit; dan mengatur nyala lampu 1 selama 2 menit.
4. Skenario 3 kali siklus penangkapan serangga setiap jam, telah berhasil dijalankan dengan mengatur nyala lampu 4 selama 8 menit; mengatur nyala lampu 3 selama 4 menit; mengatur nyala lampu 2 selama 4 menit; dan mengatur nyala lampu 1 selama 4 menit.
5. Catudaya Elemen Kering GS 7 M 12V 7 Ah, dapat diterapkan selama 10 jam/hari dengan ketahanan energi sealama 1 hari.
6. Catudaya Elemen Basah GS 12Vb 75A, dapat diterapkan sealam 10 jam/hari dengan ketahanan energi selama 5 hari.

    Sekian rangkuman penelitian pada jurnal "Perancangan Piranti Perangkap Serangga (Hama) dengan Intensitas Cahaya" yang dapat saya paparkan. Terimakasih

Nama    : Dimas Pamungkas

Kelas    : 7C - TI

NIM     : 1903015114

Link Sumber Jurnal : 

Jurnal Penelitian "28 Rekayasa Teknologi Vol. 3, No. 1, 2012 Perancangan Piranti Perangkap Serangga (Hama)dengan Intensitas Cahaya"




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemodelan dan Simulasi 7C - Dimas Pamungkas

Nama      : Dimas Pamungkas Kelas      : 7C - TI NIM       : 1903015114 Studi Simulasi dan Pemodelan Dalam Sebuah Sistem.      Gambar berikut menunjukkan langkah yang akan menyusun secara tipikal, Studi penyelidikan simulasi. Sejumlah besar simbol merepresentasikan setiap langkah yang merujuk pada penjelasan yang lebih mendalam pada langkah-langkah berikut. Catatan bahwa studi simulasi adalah proses yang tidak sederhana terus menerus. Sebagai hasil bisa menjadi penting kembali kebelakang pada langkah sebelumnya.     Langkah - langkah dalam Studi Simulasi : 1. Formulasi masalah dan tujuan Langkah-langkah dalam studi khusus simulasi adalah mengidentifikasi masalah serta tujuan yang akan dicapai dalam simulasi menentukan bentuk model yang akan digunakan. Performan yang akan dihasilkan serta alternatif yang dapat dimunculkan. 2. Pengumpulan data dan pendefinisian model Aktivitas pengumpulan data untuk simulasi d...

Pemodelan dan Simulasi 7C - Dimas Pamungkas

Nama      : Dimas Pamungkas Kelas      : 7C - TI NIM         : 1903015114 Matkul    : Pemodelan dan Simulasi Pemodelan dan Simulasi      Simulasi adalah peniruan operasi, menurut waktu, sebuah proses atau sistem di dunia nyata. Menyertakan pembentukan data dan sejarah buatan (artifical history) dari sebuah sistem, pengamatan data dan sejarah, dan kesimpulan yang terkait dengan karakteristik sistem - sistem. Dapat dilakukan secara manual maupun dengan bantuan komputer.     Kondisi yang membutuhkan Simulasi : •     Mempelajari Interaksi internal (sub)-sistem yang kompleks. •    Meningkatkan kinerja sistem melalui pembangunan/pembetukan model. •    Eksperimen desain dan aturan baru sebelum diimplementasikan.     Kondisi yang tidak memerlukan Simulasi :  •    Jika masalah dapat diselesaikan dengan metode sederhana. •    Jika masalah dapat...

Pemodelan dan SImulasi - Dimas Pamungkas

Nama      : Dimas Pamungkas NIM         : 1903015114 Matkul    : Pemodelan dan Simulasi Ruang Lingkup Simulasi dan Pemodelan           Simulasi diartikan sebagai teknik menirukan atau memperagakan kegiatan berbagai macam proses atau fasilitas yang ada di dunia nyata. Fasilitas itu sendiri disebut dengan sistem yang mana dalam keilmuan digunakan untuk membuat asumsi - asumsi bagaimana sistem tersebut bekerja.           Yang dimana asumsi - asumsi tersebut biasanya berbentuk hubungan matematik atau logika yang akan membentuk model yang digunakan untuk mendapatkan pemahaman perilaku hubungan dari sistem tersebut.           Hubungan yang membentuk model itu sendiri cukup simple, hubungan tersebut bisa menggunakan metode matematik (seperti aljabar, kalkulus, atau teori probabilitas) untuk mendapatkan informasi yang jelas dalam setiap permasalahannya. Sis...